Bahaya Zat Dioxin

Pembalut wanita adalah produk sekali pakai. Karena itulah para produsen mendaur ulang bahan baku kertas bekas dan pulp dan menjadikannya bahan dasar untuk menghemat biaya produksi.
-
Dalam proses daur ulang, banyak bahan kimia digunakan untuk proses pemutihan kembali, menghilangkan bau dan proses sterilisasi kuman-kuman pada kertas bekas agar selembut KAPAS, dengan tujuan agar konsumen merasa nyaman saat memakai.
-
Kertas bekas yang didaur ulang kembali dan memakai bahan kimia ini dijadikan pembalut wanita yang sering kita jumpai di pasaran dan dipakai para konsumen. Pembalut-pembalut ini lah yang mengandung Zat Dioxin yang sangat berbahaya.

 kertas bekas / Proses Bleeching....!!!


Kertas Bekas Yang Digunakan...!!!


Bahan-bahan Kimia yang digunakan...!!!

Apakah Zat Dioxin ? 

  • The tampon Safety and Research Act of 1999, H.R. 890 USA 1999 (Kongres tentang Penelitian dan Keamanan Tampon di Amerika Serikat tahun 1999) menyatakan bahwa zat Dioxin dan serat sintesis yang terkandung dalam pembalut wanita & produk sejenis beresiko tinggi terhadap kesehatan wanita, termasuk resiko terhadap : Kanker Rahim, Kanker Serviks, Kanker Payudara, Kanker Ovarium, penurunan sistem kekebalan tubuh, myom, kista, dll. ( www.mum.org/hr890.htm )


Bagaimana Zat Dioxin bisa meresap kebagian kewanitaan kita??

  • Bila darah haid jatuh ke permukaan pembalut, zat dioxin akan dilepaskan melalui proses penguapan. Pertama, akan mengenai permukaan vagina, kemudian akan diserap ke dalam rahim melalui saluran serviks, lalu masuk ke uterus, kemudian melalui tuba fallopi, dan berakhir di ovarium.

  • Metabolisme dan daya tahan tubuh wanita berbeda-beda, sehingga efekzat Dioxin pun ada yang langsung merasakan, ada pula yang setelah beberapa lama baru menimbulkan dampak penyakit yang sangat berbahaya.

  • Banyak wanita terjangkit infeksi vagina disebabkan oleh pemakaian pembalut yang tidak berkualitas. Jika seorang wanita terjangkit infeksi vagina sejak usia 20 tahun, maka sedikitnya 6 tahun hidupnya akan dihabiskan untuk pengobatan & perawatan infeksinya.







No comments:

Post a Comment